Segala puji bagi Alloh yang telah memanjangkan usia kita ,
dimana telah berlalu hari demi hari , bulan demi bulan dan tahun demi
tahun , sehingga sampailah kita diawal bulan muharrom , salah satu dari
bulan harom yang mulia diawal tahun 1433 H ini . Lalu apa hikmah
dibalik berlalunya waktu tersebut yang begitu cepatnya , sehingga
tidaklah kita melewatinya , kecuali hanya sebentar saja ! Maka
dengarkanlah wasiat Imam para tabi'in yaitu Hasan Al-Bashri , dimana
beliau berkata : " Kalau saja engkau sadari hisabmu , tiap kali
terbenam matahari , berkuranglah satu hari usiamu dan lenyaplah
sebagian yang ada padamu . " Shuwar min hayati At-Tabi'in - Mereka
adalah Tabi'in ( Pustaka At-Tibyan ) .
Maka
jelaslah bagi kita bahwa telah berlau satu tahun dari usia kita dan
lenyaplah sebagian yang ada pada diri kita . Yang harusnya menjadi
perhatian kita , untuk apa setahun itu berlalu ? Apakah kita gunakan
untuk beribadah yang itu adalah tujuan hidup kita atau kita malah
dilalaikan dengan kehidupan dunia , sehingga berlau satu tahun tersebut
tanpa ma'na ? Masing-masing dari diri kita mengetahui jawabannya .
Kaum Muslimin , semoga ALLOH merohmati anda , mari kita awali tahun ini dengan ketaatan kepada Alloh , dimana dibulan ini kita dianjurkan untuk menghiasinya dengan amal sholeh yaitu memperbanyak puasa . Sebagaimana
Sabda Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam :
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah - Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam." HR. Muslim no. 1163, dari Abu Hurairah.
Dari hari-hari yang sebulan itu, puasa yang paling ditekankan untuk dilakukan adalah puasa pada hari ’Asyura’ yaitu pada tanggal 10 Muharram dimana berpuasa pada hari tersebut akan menghapuskan dosa-dosa setahun yang lalu. Sebagaimana Sabda Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam :
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” HR. Muslim no. 1162 dari Abu Qotadah
Adapun tata caranya sebagaimana dijelaskan Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma berkata bahwa ketika Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melakukan puasa hari ’Asyura dan memerintahkan kaum muslimin untuk melakukannya, pada saat itu ada yang berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى.
“Wahai Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani.” Lantas beliau mengatakan,
فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ - إِنْ شَاءَ اللَّهُ - صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ
“Apabila tiba tahun depan –insya Allah (jika Allah menghendaki)- kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan.” Ibnu Abbas mengatakan,
فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.
“Belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sudah keburu meninggal dunia.” HR. Muslim no. 1134.
Namun, terdapat hadits yang diriwayatkan oleh Abdur Rozaq, Ath Thohawiy dalam Ma’anil Atsar, dan juga Al Baihaqi, dari jalan Ibnu Juraij dari ’Atho’ dari Ibnu Abbas. Beliau radhiyallahu ’anhuma berkata,
خَالِفُوْا اليَهُوْدَ وَصُوْمُوْا التَّاسِعَ وَالعَاشِرَ
“Selisilah Yahudi. Puasalah pada hari kesembilan dan kesepuluh Muharram.” Sanad hadits ini adalah shohih, namun diriwayatkan secara mauquf (hanya dinilai sebagai perkataan sahabat). Lihat Latho-if Al Ma’arif, hal. 99.
Catatan: Jika ragu dalam penentuan awal Muharram, maka boleh ditambahkan dengan berpuasa pada tanggal 11 Muharram.
Imam Ahmad -rahimahullah- mengatakan, ”Jika ragu mengenai penentuan awal Muharram, maka boleh berpuasa pada tiga hari (hari 9, 10, dan 11 Muharram, pen) untuk kehati-hatian.”
Sebagai Motivasi
Semoga kita terdorong untuk melakukan puasa Asyura. Cukup ayat ini sebagai renungan. Allah Ta’ala berfirman,
كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ
“(Kepada mereka dikatakan): "Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu".” (QS. Al Haqqah: 24)
Mujahid dan selainnya mengatakan, ”Ayat ini turun pada orang yang berpuasa. Barangsiapa meninggalkan makan, minum, dan syahwatnya karena Allah, maka Allah akan memberi ganti dengan makanan dan minuman yang lebih baik, serta akan mendapat ganti dengan pasangan di akhirat yang kekal (tidak mati).” Inilah balasan untuk orang yang gemar berpuasa.
Insya Allah tanggal 9 dan 10 Muharram tahun ini bertepatan dengan tanggal 5 & 6 Desember 2011.
Semoga Allah memudahkan kita untuk mengamalkannya . Amiin...
Diringkas dari " Amalan Puasa Asy-Syuro ."
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
rumayso.com
Dengan beberapa tambahan dari redaksi .
ahsantv - 217.25 Mhz untuk cikarang dan sekitarnya .
Kunjungi website kami www.ahsan.tv
Note laman AhsanTV Indonesia on Sunday, December 4, 2011 at 4:34pm
Comments
Post a Comment