Skip to main content

Jangan Keluhkan Sakitmu!


"Di antara wujud pengagungan terhadap Allah dan mengetahui hak-Nya adalah, Janganlah engkau mengeluhkan sakitmu dan janganlah menyebut-nyebut musibahmu." (Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu, Minhajul Qashidin)

Al-Ahnaf berkata:

"Aku tidak bisa melihat (kehilangan penglihatan) sejak EMPAT PULUH TAHUN yang lalu, dan aku TIDAK PERNAH MENCERITAKANNYA kepada orang lain."

Seseorang bertanya kepada Imam Ahmad:

"Bagaimana keadaanmu wahai Abu Abdullah?"

Dia (Imam Ahmad) menjawab:

"Baik-baik dan tetap dalam kesehatan."

Orang itu bertanya lagi:

"Apakah semalam engkau demam?"

Imam Ahmad menjawab:

"Jika sudah kukatakan, bahwa aku dalam keadaan kesehatan, maka jangan engkau mendesakku kepada sesuatu yang tidak kusukai."

(Imam Ahmad rahimahullah tidak menyukai menceritakan sakitnya kepada orang lain)

Syaqiq al-Bakhli berkata:

"Barangsiapa yang mengadukan suatu musibah kepada selain Allah, maka dia tidak mendapatkan di dalam hatinya manisnya ketaatan kepada Allah."

Sebagian orang bijak berkata:

"Di antara simpanan kebaikan adalah MENYEMBUNYIKAN MUSIBAH. Orang-orang terdahulu biasa senang mendapat musibah, karena pertimbangan pahalanya."

Semoga Allah Ta'ala menjauhkan kita dari kegemaran "mengumumkan" sakit yang sedang kita derita kepada orang banyak, seperti melalui FACEBOOK.

Uhibbukum fillah....

(Dikutip dari kitab Minhajul Qashidin, Ibnu Qudamah, Pustaka As-Sunnah, Jakarta)

Oleh Abu Muhammad Herman



Status laman Taman Hidayah, Rabu 14 Desember 2011

Comments

Popular posts from this blog

Sujud saat Prosesi Wisuda

Subhanallah, Allahu akbar, masya Allah ,... itulah komentar-komentar yang terucap terhadap foto ini dalam laman facebook I'm Muslim & I'm Proud . Dalam foto tersebut terlihat seorang wisudawan sedang bersujud, entah sujud syukur atau sedang mendirikan sholat di tengah prosesi wisuda.

Cinta Karena Allah Itu Mempunyai Harga Sangat Mahal, Siapkah Kita Membayarkannya?

Oleh: Abdullah Shaleh Hadrami Cinta karena Allah itu mempunyai harga sangat mahal yang harus dibayar, dan sedikit sekali yang mau membayarnya. Apa harga mahal yang harus dibayar itu? Harga mahal yang harus dibayarkan oleh siapa saja yang mengaku cinta karena Allah, yaitu; SALING MENASEHATI, sebagaimana firman Allah ta'ala dalam surat 103 Al-'Ashr. Seseorang yang mengaku cinta kepada temannya karena Allah maka harus terus menerus mengawasi temannya tersebut untuk saling menasehati dalam kebaikan dan kebenaran. Hal ini jarang dilakukan oleh orang-orang yang mengaku saling cinta karena Allah, dengan alasan khawatir temannya tersinggung, atau khawatir temannya marah, atau khawatir temannya meninggalkannya, dan berbagai macam alasan lainnya.. Jadi, harga mahal yang harus dibayarkan oleh orang-orang yang saling mencintai karena Allah adalah saling menasehati dengan melakukan amar makruf nahi munkar, yaitu saling mengingatkan dan memotivasi untuk menjadi lebih baik

Kisah Bidadari Surga

Bismillahir-Rahmanir-Rahim  Saat aku mengandung putriku, Afnan, ayahku melihat sebuah mimpi di dalam tidurnya. Ia melihat banyak buruk pipit yang terbang di angkasa. Di antara burung-burung tersebut terdapat seekor merpati putih yang sangat cantik, terbang jauh meninggi ke langit. Maka aku bertanya kepada ayah tentang tafsir dari mimpi tersebut. Maka ia mengabarkan kepadaku bahwa burung-burung pipit tersebut adalah anak-anakku, dan sesungguhnya aku akan melahirkan seorang gadis yang bertakwa. Ia tidak menyempurnakan tafsirnya, sementara akupun tidak meminta tafsir tentang takwil mimpi tersebut. Setelah itu aku melahirkan putriku, Afnan. Ternyata dia benar-benar seorang gadis yang bertakwa. Aku melihatnya sebagai seorang wanita yang shalihah sejak kecil. Dia tidak pernah mau mengenakan celana, tidak juga mengenakan pakaian pendek, dia akan menolak dengan keras, padahal dia masih kecil. Jika aku mengenakan rok pendek padanya, maka ia mengenakan celana panjang di balik rok terse